-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    JAGOAN YANG TERLUPAKAN

    Kamis, Maret 31, 2016, Kamis, Maret 31, 2016 WIB Last Updated 2021-07-15T13:06:40Z


    masukkan script iklan disini
    Oleh Prasetyo Budi - Hari masih pukul 5;30 saat itu, didapur ibuku telah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk kami sekeluarga, dan saya yang masih bermalas – malasa terbungkus selimut hangat, sekaslipun daerah kami bukan daerah dingin akan tetapi pagi itu cukup membuat nyali saya ciut untuk berani menghadapi dinginya air yang pagi itu memang turun hujan walau tinggal sisa sisa gerimis yang masih terdengar diatas genting rumahkami.

    Bangun Nak ! nanti Telat ! suara ibuku yang entah berapa kali dari tadi berusaha membangunkan saya, ahirnya saya pun bangun dengan berat hati dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari sisa-sisa jigong semalam, sesampainya dikamar mandi ku sugestikan diri ku untuk melawan dinginya air kalaa itu, Ah dingin itukan Cuma perasaan saja, makanya jangan dirasakan kan, klau tidak dirasakan pasti gak terasa, hehe… sepintas ku lirik permukaan air yang beruap seperti air hangat yang baru dituangkan dari atas tungku, sekalipun itu bukan uap air panas tapi uap air dingin yang hem.. ampun deh kayak es yang baru keluar dari kulkas, hihi lebay.!

    Selsesai mandi kukenankan seragam favorit ku kala itu, Putih Abu-abu, lalu segera kuselesaikan tugas dari ibuku yang sudah menantiku dimeja makan, seperti biasa disiapkan oleh ibundaku tercinta, hari itu sudah menunjukan 06; 15 menit, aku bergegas berangkat sekolah bersama Sepeda ku yang senantiasa mengantarkan aku kesekolah yang berjarak sekitar 25 kg dari tempat saya tinggal, kukayuh Sepadaku dengan semangat 45 kali dua untuk segera sampai kesekolah untuk segera bertemu dengan para guru favorit ku disekolah SMA negeri way serdang, 1 jam 30 menit aku tempuh dengan mengayuh padal sepeda ku,  sampai kesekolah  jarum jam menunjukan 07;51 sepuluh menit lagi bel sekolah berbunyi menandakan harus segera masuk kelas.

    Setiap pagi selama 6 tahun aku jalani selalu dengan menghabiskan waktu pagiku dijalan mengayuh  mencari rumput untuk ternak kambing orang tua kami, yah tidak banyak sih tapi juga lumayan untuk mencari rumput yang menghabiskan waktu tak kurang dari 1 sampai 2 jam untuk memenuhi karung yang saya bawa. Selesai semua pekerjaan saya mandi dan pergi mengaji. Dan seperti itulah terus rutinitas saya selama 6 tahun, mungkin lebih lo,.hehe
    sepeda yang setia menemani aku hingga aku menyelesikan studyku di Smp dan Sma way serdang, Tak Sedikit suka duka dijalan bersama Sepeada ku, dari mulai putus rantai, bocor ban patah as, Panas dan hujan yang kami lalui bersama selama 6 tahun tersebut. Hamper tak ada waktu untuk kami bermain-main seperti anak-anak lainya, saya berangkat kesekolah jam 06 pagi, keluar sekolah jam 1:30 sampai dirumah sudah jam 3 sore, sesampai dirumah saya makan dan dan selanjutnya pergi bersama Sepeda kesayanganku
    31 maret 2016 saat ini, sepertinya itu semua baru kemarin kujalani, ternyata semua itu sudah 15 tahun yang lalu, sontak aku berdiri dan bergegas menuju gudang dibelakang rumah orangtua saya, aku masuk dan kubongkar seisi gudang, masih telinhat buku-buku pelajaran saya yang lusuh dan bercampur debu, Oh tidak aku merasa lemas setelah kulihat sebuah buku kecil yang dikerumini ratusan rayap yang besrsemayam disana, segera kuambil dan kubersihkan dari ratusan rayak yang sedang berestorasi disana, ketika kubuka lampiran yang masih tersisa kuperhatiakan dan kubaca tulisan yang sudah luntur tapi masih bisa kubaca, oh… ini balasan surat cintaku yang pertana, hehehe aku nyengir berusaha mengingat seseorang gadis yang menulis surat tersebut, lamat lamat kuingat seseorang gadis yang cantik bernama tika Rina lestari, adikkelasku yang selalu menawarkan senyum manisnya ketika aku lewat didepan kelas dia setiap selesai memakirkan sepedaku dan menuju kelas saya, tapi aku segera sadar tujuan pertamaku membongkar isi gudang iitu, dipojok bercampur pakaian bekas kulihat bersandar didinding papan sepeda kesayanganku yang terlihat usang sekali. Pelan-pelan kuambil dan kubawa keluar, kubersihkan dia dari tumpukan debu yang menempel sekitar 20 Cm ketebalanya xiixixi, mulai nih lebay…


    15 tahun aku lupa dengan teman bersejarahku ini, 15 tahun aku tinggalkan dia disini dengan sejuta kenangan yang masih erat melekat diingatanku, engkaulah pahlawanku sehingga aku bisa menyelesaikan studyku selama 6 tahun itu, Untung saja engkau tak bisa berkata-kata, sehingga aku selamat dari umpatanya karena aku telah melupakan dia dan membiarkan dia menjadi barang rongsokan digudang. Maaf kan aku sahabat sejatiku yang telah mengawalku menuntut ilmu, bisikku dalam hati. “Ini speda siapa yah” suara dari arah belakang menanyakan dengan penuh keingin tahuan, Dia adalah jagoan Ayah, jagoan yang terlupakan selama bertahun tahun, Jagoan yang ikut membentuk pondasi untuk ayah menjadi  manusia hingga saat ini, dialah Jagoan ayah yang setiap saat menjadi saksi sejarah dalam perjalanan ayah 15 tahun yang lalu.!
    Jagoan sekarang engkau berkarat, empat duduk (baca bahasa jawa sedel) sudah diamputasi entah kemana, jerujimu yang mulai copot satu persatu karena karat yang menyerang sehingga membuat mu rapuh, kini enkau tampak renta dan tak bisa dipakai lagi, kegunaan mu telah banyak digantikan oleh produk-produk jepang yang lebih cepat berlari mengejar waktu, engkau kini banyak dilupakan mungkin bukan aku saja masih banyak orang diluaran sana yang taklagi mengingatmu sebagai alat tranportasi jaman kami dahulu.


    Hari ini aku belajar darimu sepeda butut yang telah usang, aku belajar menghargai dan mengenang jasa-jasa mu kepadaku, trimakasih telah menjadi sahabatku dalam mengarungi hari-hariku tempo dulu, Kuabadikan jasa-jasamu dalam tlisan ini dan kuabadikan engkau sepeda bututku sebagai JAGOANKU hari ini engkau telah mengingatkan aku tentang persahabatan yang sesungguhnya, yang senantiasa ada dan hadir dalam suka dan duka. Selamat renta Jagoanku, Selamat Beristirahat mungkin ini adalah kata kataku yang seharusnya kuucapkan dahulu, Semoga ini tak terlambat kuucapkan kepadamu yang mulai usang dan renta dimakan Zaman.!
    potret pertanian
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini