-->
  • Jelajahi

    Copyright © POTRET PERTANIAN
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Budidaya Cabe Jamu ( Cabe Jawa )

    Prasetyo Budi
    Jumat, Agustus 05, 2016, Jumat, Agustus 05, 2016 WIB Last Updated 2016-08-08T06:49:07Z


    masukkan script iklan disini


    Potret Pertanian - Kali ini Potret akan membahas Budidaya Cabe Jamu ( Cabe Jawa ) yang pada artikel sebulumya sudak kita bahas Mengenal Prospek Budidaya Cabe Jamu ( Cabe Jawa ) nah berikut ini saya akan membahas dari awal samapai ahir tentang budidaya tanaman yang satu ini, tanaman yang mempunyai banyak manfaat baik bagi kesehatan maupun bagi pertanian, serta mempunyai Prospek usaha yang sangat menggiurkan bagi kita sebagai pelaku pertanian. nah semoga artikel ini dapat membantu jika anda berniat untuk Budidaya Cabe Jamu ( Cabe Jawa ) Ok langsung saja kita simak bersama ulasan singkat berikut.

    1. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Jawa
    Tanaman cabe jawa dapat hidup merambat pada batang kayu yang hidup atau yang sudah mati. Daun tanaman cabe jawa berwarna hijau muda dan kadang-kadang spesifik berwarna hijau tua. Daun berbentuk lonjong dengan bagian ujungnya lancip. Pertulangan daun tidak seragam. Buah cabe jawa adalah tanaman asli Indonesia.

    Tanam Cabai Jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, dapat ditanam di area perkebunan, ladang, atau daerah-daerah berdataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian lahan mencapai 300 - 1.200 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Jenis tanah yang cocok adalah tanah liat ceokelat, tanah liat merah dengan kandungan unsur organik yang cukup. Tanaman ini sangat baik apabila ditumbuhkan pada lahan perkebunan dengan hanya menggunakan pupuk-pupuk organik baik dari pupuk kandang (kotoran ternak yang dikeringkan, atau kompos).

    Tingkat keasaman tanah ideal untuk menanam cabai jawa yakni pada pH 5,5 - 6,5. Suhu lingkungan optimum yang cocok yaitu 27 - 32 derajat celcius, kelembaban udara 75%, dan curah hujan pertahunnya yaitu 900 - 1.100 mm/tahun. Faktor curah hujan sangat menentukan tumbuh kembang tanaman ini, karena tanaman ini pada masa awal tanam harus secara intensif disiram dan dilakukan pemupukan secara tepat. Rangsangan cahaya matahari begitu penting guna melangsungkan proses fotosintesis pada daun tanaman, dan bercocok tanam cabe jawa di lahan terbuka dan mempunyai ketercukupan cahaya matahari adalah faktor utama agar tanaman tumbuh sehat dan terbebas dari gangguan hama dan penyakit tanaman.


    2. Penyiapan Bibit Cabai Jamu

    Cabai Jawa dapat dikembangbiakan baik melalui biji (generatif) maupun secara vegetatif menggunakan tunas batang (stek). Umumnya kedua cara ini telah banyak digunakan. Namun, kebanyak para petani memilih untuk menggunakan cara vegetatif dengan alasan bahwa untuk mempercepat masa panen, meminimalisir anggaran (biaya) tanam dan beli bibit, serta lebih efisien dari segi waktu, masa perawatan serta proses pengembangbiakan organ tanamannya untuk dijadikan bibit lanjutan.

    Untuk memperoleh bibit cabai jawa secara vegetatif kita dapat mengambil dua utas ruas batang produktif tanaman cabai jawa yang sudah mempunyai akar setidaknya 1-2 tunas akar yang menempel pada substrat di tumbuhan inang (inang, misalnya pada: batang pohon yang hidup/tiang). Pastikan bahwa ruas batang tidak terlalu tua dan cukup muda agar lebih baik. Setelah kita ambil, lalu batang stek cabai jawa yang diambil tadi kemudian disiram dengan air bersih sampai benar-benar terlihat nampak segar, lalu simpan ditempat sejuk dan aman selama satu malam, dan keesokan harinya batang stek tersebut ditanam dalam pot polybag.


    Caranya, siapkan wadah polybag sesuai jumlah batang stek cabai jawa yang akan dibudidaya. 1 batang stek hanya ditanam untuk 1 wadah polybag. Siapkan tanah liat yang dicampur dengan pupuk kandang kotoran sapi kering atau tahi ayam dengan perbandingan 1:1, setelah tercampur maka masukkan ke tiap-tiap wadah polybag yang disiapkan. Kemudian, buat lubang tanam pada masing-masing polybag, lalu tancapkan batang stek tadi ke masing-masing wadah yang sudah berisi tanah campuran tadi, lalu siram batang stek secara rutin pagi dan sore hari selama 0 - 4 minggu. Biasanya pada usia 1 bulan sejak tanam awal, tunas-tunas daun dan pucuk tanaman sudah tumbuh dan tinggal ditunggu agak lebih dewasa hingga berumur 1,5 - 2 bulan. Pada usia tanam 2 bulan biasanya sangat ideal apabila batang stek yang sudah tumbuh tersebut kita pindahkan pada lahan terbuka baik di kebun, landang, dan area halaman rumah.

    Untuk menanam batang stek dilahan terbuka, sebaiknya lahan terbuka tersebut harus berisi tanaman-tanaman tingkat tinggi yang dapat digunakan sebagai tiang pemanjat untuk rambatan tanaman cabe jawa. Tiang rambatan khusus tanaman cabai jawa tersebut seperti pohon kelapa, lamtoro, rambutan, duku, pohon asam, dan lainnya. Namun, saya sendiri (W. Priyono/Penulis) lebih merekomendasikan Anda untuk memilih tiang rambatan dengan batang kelapa, ternyata buah yang dihasilkannya lebih banyak dan sangat lebat sekali (terhitung cabai jawa yang saya tanam dalam satu pohon dapat menghasilkan lebih dari 40 buah cabai jawa bahkan lebih). Dan cara yang saya gunakan yakni budidaya cabai jawa secara organik dan vegetatif melalui tunas batang.

    Baca Juga : 

    Setelah tiang rambatan ditentukan (misalnya dengan pohon kelapa), maka selanjutnya yaitu membuat lubang tanam di bawah pohon kelapa tersebut, buat setidaknya 2 lubang tanam setinggi 15 - 20 cm, dan panjang - lebar tanaman yakni 10 - 15 cm. Kemudian, pada dasar lubang tanam diberi pupuk kandang dari kotoran ternak (saya rekomendasikan gunakan pupuk kotoran ayam/itik karena banyak mengandung unsur hara Nitrogen (N) yang sangat baik untuk pertumbuhan daun, akar, serta batang). Selanjutnya potong/keluarkan bibit stek batang tersebut dari wadah polybag, lalu benamkan bagian batang tanaman yang sudah distek tersebut, lalu tutup dengan tanah galian tadi. Kemudian siram dengan 1-2 gayung air agar kelembaban tanah tetap terjaga.

    4. Perawatan Dasar Cabai Jawa

    Cabai jawa yang sudah ditanam harus dirawat secara teratur dan dikontrol pertumbuhannya. Apabila ada tanaman yang mati secara mendadak atau pertumbuhannya terhambat maka dapat disiasati dengan menyulam dan mengganti dengan tanaman stek yang baru. Dilanjutkan dengan proses penyiangan tanaman yakni dengan membasmi rumput liar (gulma) dengan cara manual yakni dikoret atau dicabut menggunakan tangan. Jangan sekali-kali menggunakan herbisida untuk mematikan rumput liar, karena apabila hal ini dilakukan maka senyawa kimia pada herbisida tersebut akan mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama ketika bersentuhan dengan daun tanaman cabe jawa, maka bisa jadi daun akan menguning lalu mati. Pemupukan dilakukan saat tanaman sudah mulai tumbuh merambat pada batang pohon kelapa atau tiang lainnya.


    Pemupukan selanjutnya menggunakan pupuk cair yakni dengan mencampurkan kotoran sapi setengah matang (0,5 kg) dengan 2 Liter air kemudian dikocok sampai benar-benar larut, kemudian gunakan pupuk cair ini dengan cara disemprotkan pada bagian akar dan batang tanaman cabai jawa yang sudah mulai merambat. Lakukan penyemprotan dengan pupuk cair ini selama satu bulan 2 kali selama setahun agar pertumbuhan organ tanaman (baik batang, akar, daun, buah, bunga) tetap terjaga dengan baik dan lebih menguntungkan ketika panen nantinya (buahnya lebat-lebat dan sehat). Dalam proses penanaman cabai jawa tidak ada istilah pemangkasan/perampelan, karena tanaman ini akan mempunyai tunas-tunas produktif yang selain akan menghasilkan tanaman baru juga mampu menghasilkan bunga dan buah yang lebat setiap musimnya.

    5. Aktivitas Panen, Pasca Panen, dan Kegiatan Pemasaran

    Panen cabai jawa dilakukan apabila buahnya sudah terlihat matang-matang yang dicirikan buah berwarna merah muda atau merah tua (umur panen setidaknya 8 - 11 bulan, tergantung proses perawatan). Buah dipetik manual dengan tangan, kemudian buah dimasukan ke dalam wadah bakul yang terbuat dari anyaman bilah bambu. Sebelum dipasarkan, buah sebaiknya disimpan pada tempat yang terbuka untuk memperlambat cepat masak buah. Karena telah diketahui banyak petani, apabila buah disimpan (dieram) pada tempat yang tertutup maka buah akan cepat masak karena adanya aktivitas fitohormon (hormon tumbuhan) yaitu gas etilen.

    Buah sebelum di jual di pasaran atau ke konsumen yang membutuhkan terlebih dahulu dapat dipaket-paket menggunakan plastik dan timbang per kilogramnya. Berdasarkan informasi terkini, harga cabai jawa per kilogramnya di pasaran kota Bandar Lampung dan Pasar Natar Lampung Selatan yakni sekitar Rp. 25.000,00,- -hingga 40.000,00,- rupiah. Harga ini sangat mahal terutama ketika dijual di daerah perkotaan seperti di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia maupun di mancanegara.

    Biasanya konsumen akan membelinya dengan pesan langsung kepada petani yang bersangkutan, sebab terkadang konsumen ada yang membutuhkan bagian akar, batangnya saja, buahnya saja, atau bagian daun saja untuk kepentingan penyembuhan berbagai penyakit seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

    Antara kegiatan panen dan pasca panen cabai jawa biasanya petani sembari mencari-cari kembali tunas atau ruas batang yang akan dijadikan cikal-bakal individu baru yang dikembangbiakan secara vegetatif.

    Demikian informasi pertanian tentang: "Budidaya Cabe Jamu ( Cabe Jawa )". Semoga apa yang sudah disampaikan bermanfaat. Jangan lupa sebarkan informasi ini kepada rekan petani Anda yang lainnya. Mari budidaya tanaman di sekitar tempat tinggal kita. Salam budidaya pertanian.

    Rekomendasi :

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini